Ki Bagus Hadikusomo: Krisis Politik dan Ekonomi Diselesaikan Kembali ke Agama
Ki Bagus Hadikusomo: Krisis Politik dan Ekonomi Diselesaikan
Kembali ke Agama
Pada grup WA Muhammadiyah, Dr. (Cand) H. Risman Muchtar, S.Sos., M.Si
memposting File PDF artikel Majalah Mingguan, Ilmu dan Amal Suara Muhammadiyah
Dj. Achir 1371 - Maret 1952 halaman 251.
Di dalam Majalah publikasi Pengurus Besar Muhammadijah itu dikutip isi pikiran
Angota Parlemen K Bagus Hadikusomo yang adalah juga Ketua Pengurus Besar
Muhammadiyah 1944-1953.
Ki Bagus Hadikusumo adalah seorang tokoh BPUPKI. Ia dilahirkan di kampung
Kauman dengan nama kecil R. Hidayat pada 11 Rabi'ul Akhir 1308 H (24 November
1890) dan wafat di Jakarta (4 November 1954). Ki Bagus adalah putra ketiga dari
lima bersaudara Raden Kaji Lurah Hasyim, seorang abdi dalem putihan (pejabat)
agama Islam di Kraton Yogyakarta.
Beliau digantikan oleh AR
Sutan Mansur 1953-1959. Sebelum itu Ahmad Rasyid Sutan Mansur adalah Konsul Muhammadiyah Sumatera Barat 1931-1944
berdasarkan Konperda Payakumnuh 1931. Lahir di Maninjau 15 Desember 1895 dan
wafat di Jakarta 25 Maret 1985. Beliau waktu dinas militer adalah Mayor
Jenderal (Tituler) Bintang 2 .
Kembali ke Suara Muhammadiyah dan Ki Bagus Hadikusomo. Krisis
politik dan ekonomi yang dihadapi Indonesia itu merupakan kelanjutan
tahun-tahun sebelumnya. Selepas Indonesia merdeka, pemerintah diperhadapkan
dengan berbagai masalah, masalah keamanan nasional, masalah ekonomi. Pemerintah
berupaya melakukan efesiensi anggaran pertahanan dengan cara melakukan
rasionalisasi jumlah anggota TNI, tentara yang tidak memenuhi standar kualitas
profesional diberhentikan dari dinas.
Krisis utama, lebih dari soal militer itu adalah pemerintah yang jatuh bangun
dan tidak stabil. Perubahan sistim pemerintahan dari presidensil kepada
parlementer, 19 Agustus 1945 hingga 5 Juli 1959, telah menempatkan Sukarno
sebagai kepala negara, dan kepala pemerintahan di pegang oleh perdana menteri
yang bertangungjawab kepada parlemen (DPRS).
Sistim parlementer yang mengharuskan Perdana Menteri bertangungjawab kepada
parlemen, menyebabkan sering terjadi konflik antara parlemen dan pemerintah
yang berakhir dengan mosi tidak percaya terhadap pemerintah yang menyebabkan jatuhnya
pemerintahan.
Dalam sistem parlementer di Indonesia, jalannya pemerintahan tidak stabil
sering terjadi konflik antar parlemen dan pemerintah yang menyebabkan umur
suatu pemerintahan sangat pendek, sering terjadi pergantian pemerintahan.
Sementara keadaan onomi belum pula stabil. Di antaranya juga sudah banyak yang
korupsi dan sebagainya. Berikut jawaban Ki Bagus Hadikusomo.
Komentar
Posting Komentar