Warga Muslim di Prancis Lakukan Aksi Lindungi Gereja dan Perancis Mulai Melunak, Mengirim Menlu ke Mesir




Warga Muslim di Prancis Lakukan Aksi Lindungi Gereja

Jakarta, CNN Indonesia --

Warga Muslim di Prancis melakukan aksi solidaritas melindungi gereja usai insiden penusukan di Nice. Inisiator gerakan tersebut, Elyazid Benferhat menyebut dirinya "lebih Prancis dari apa pun". 

Ia turut mengomentari Islamofobia yang belakangan disebut terus berkembang seiring rentetan peristiwa melanda Prancis sebulan terakhir.

Mulai dari pemenggalan seorang guru karena menggunakan karikatur Nabi Muhammad dalam pembelajaran di kelas hingga pembunuhan brutal di sebuah gereja di Nice. 


"Tapi saya juga Muslim dan kami telah melihat Islamofobia di negara ini, dan terorisme," tuturnya dilansir dari Associated Press, Jumat (6/11).

Di balik itu, dia menyatakan bahwa setiap kali kekerasan yang pelakunya berasal dari ekstremis Islam melanda Prancis, Muslim di negara ini menghadapi stigmatisasi baru.

Padahal ia yakin tidak satupun orang Muslim di Prancis punya pikiran untuk melakukan kekerasan.

Ia kemudian menyebut peristiwa pemenggalan seorang guru pada bulan lalu sebagai sebuah tindakan "kekejaman yang luar biasa dan belum pernah terjadi sebelumnya."

Terkait peristiwa tiga orang terbunuh di Notre Dame Basilica di Nice pada Kamis lalu, Benferhat mengaku sangat muak dengan peristiwa tersebut. Oleh karena itu ia ingin melakukan sesuatu agar semua orang sadar.

"Kami mendapat ide ini. Kami perlu melakukan sesuatu selain memberi penghormatan kepada para korban. Kami berkata, kami akan melindungi gereja," tuturnya kala ditanya alasan melakukan pengawalan gereja.

Benferhat mengungkapkan bahwa ia merekrut relawan di antara teman-teman di klub sepak bolanya, dan itu menjaga gereja untuk Misa Minggu pada pekan lalu.

Dia mengatakan bahwa mereka juga berkoordinasi dengan polisi setempat, setelah pemerintah Prancis berjanji untuk meningkatkan keamanan di situs-situs keagamaan yang sensitif.

Aksi Benferhat dan teman-temannya langsung mendapat respons positif dari umat Kristen di Prancis. "Sangat bagus, orang-orang muda ini yang menentang kekerasan," kata pendeta Katedral, Luis Iniguez.

Ketika sebuah surat kabar lokal menerbitkan foto umat Kristen berpose dengan penjaga Muslim ini, Iniguez memamerkan gambar itu di dalam Katedral Gotik. Kejadian ini menarik perhatian seantero Prancis.

Dua orang tewas dalam serangan di luar sebuah gereja di Nice, Prancis, Kamis (29/10) pagi waktu setempat, sementara beberapa orang lainnya ikut terluka.
Polisi mengatakan pelaku menyerang dengan menggunakan pisau, seorang korban tewas karena dipenggal.(ndn/dea)

Sumber: 
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20201106193254-134-566949/warga-muslim-di-prancis-lakukan-aksi-lindungi-gereja







Perancis Mulai Melunak. Mengirim Menlu ke Mesir


Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian menegaskan negaranya sangat menghormati Islam selama kunjungan ke Kairo pada Ahad (8/11). Pernyataan ini muncul ketika negara tersebut menghadapi perselisihan dengan dunia Muslim akibat penerbitan karikatur Nabi Muhammad SAW.

Menlu menyatakan penghormatan tertinggi terhadap Islam merupakan prinsip pertama di Prancis
“Saya juga ingin mengatakan bahwa Muslim adalah bagian penuh dari masyarakat di Prancis," kata Le Drian."

Dalam pernyataan tertulis tentang pertemuan tersebut, Syekh Tayeb mengatakan telah menekankan penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW tidak dapat diterima. “Saya orang pertama yang memprotes kebebasan berekspresi jika kebebasan ini melanggar agama apa pun, bukan hanya Islam,” katanya.

Syekh Tayeb menyatakan institusinya akan menolak menggambarkan terorisme sebagai Islam. "Al-Azhar mewakili suara hampir dua miliar Muslim dan saya mengatakan teroris tidak mewakili kami, dan kami tidak bertanggung jawab atas tindakan mereka,"

Menlu Prancis Tegaskan Hormati Islam



© Reuters Penghormatan tertinggi terhadap Islam merupakan prinsip pertama di Prancis. Ilustrasi.


REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian menegaskan negaranya sangat menghormati Islam selama kunjungan ke Kairo pada Ahad (8/11). Pernyataan ini muncul ketika negara tersebut menghadapi perselisihan dengan dunia Muslim akibat penerbitan karikatur Nabi Muhammad SAW.


Le Drian mengatakan kampanye "anti-Prancis" di dunia Muslim sering kali merupakan hasil dari distorsi komentar Presiden Prancis, Emmanuel Macron, tentang masalah tersebut. Dia menyatakan penghormatan tertinggi terhadap Islam merupakan prinsip pertama di Prancis.


“Saya juga ingin mengatakan bahwa Muslim adalah bagian penuh dari masyarakat di Prancis," kata Le Drian.


“Pesan kedua adalah bahwa kita dihadapkan pada ancaman terorisme, fanatisme, di tanah kita tetapi juga di tempat lain, dan pertempuran ini adalah pertempuran bersama," kata Le Drian.




Le Drian bertemu dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dan Menteri Luar Negeri Sameh Shoukry dalam kunjungan itu. Setelah itu dia melakukan perbincangan terbuka dengan kepala institusi Al-Azhar, Sheikh Ahmed al-Tayeb.


“Saya mencatat banyak poin perbedaan dalam analisis kami. Saya memberi tahu Imam Besar betapa kami membutuhkan suara keseimbangan, toleransi, dan moderasi," kata Le Drian kemudian diralat oleh pejabat Prancis yang menjelaskan kalau Menteri itu bermaksud mengatakan convergence yang artinya persamaan, bukan divergence atau perbedaa.


Le Drian menyatakan satu-satunya pertempuran yang dilakukan Prancis dengan Mesir dan negara-negara lain adalah melawan ekstremisme. Dia pun menyampaikan keinginan Imam Besar yang ingin bekerja sama untuk memperdalam pertemuan bersama itu.


Dalam pernyataan tertulis tentang pertemuan tersebut, Syekh Tayeb mengatakan telah menekankan penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW tidak dapat diterima. “Saya orang pertama yang memprotes kebebasan berekspresi jika kebebasan ini melanggar agama apa pun, bukan hanya Islam,” katanya.


Syekh Tayeb menyatakan institusinya akan menolak menggambarkan terorisme sebagai Islam. "Al-Azhar mewakili suara hampir dua miliar Muslim dan saya mengatakan teroris tidak mewakili kami, dan kami tidak bertanggung jawab atas tindakan mereka," ujarnya. ***


https://www.msn.com/id-id/berita/dunia/menlu-prancis-tegaskan-hormati-islam/ar-BB1aOzy5?ocid=msedgntp




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelatihan Muballigh-Muballighah dan HariMU: Meningkatkan Kompetensi Bangun Sinergi Hadapi Tantangan dan Globalisasi

Buya ZAS (1) : MASA KECIL DI KAMPUNG GALAPUNG

Shofwan Karim Obituari Buya Mirdas (4) Keluarga Quran dan Ulama